Continously Variable Transmission, atau kita sering sebut dengan CVT adalah sebuah mekanisme transmisi yang menawarkan rasio transmisi yang tak terbatas diantara batas minimum (lowest ratio) dan batas maksimum (highest ratio). Ada beberapa jenis CVT sebenarnya, namun yang digunakan pada skutik adalah jenis variator dengan belt. Ini merupakan jenis CVT yang sederhana dibandingkan dengan jenis CVT lainnya.
Komponen CVT skutik secara umum bisa dibagi dua, yaitu puli depan atau puli primer atau drive face, dan puli belakang atau puli sekunder atau driven face. Kalo masih bingung juga, gampangnya puli depan itu ada rumah roller, puli belakang itu ada kampas ganda 😀
Cara kerja variator. (Sumber: Wikipedia)
Anggap N1 adalah puli primer dan N2 adalah puli sekunder. Saat mesin stasioner dan berada pada rpm mesin rendah, maka posisi N1 akan lebih kecil daripada N2 dan membuat rasio transmisi menjadi ringan (low). Sebaliknya, jika mesin berada pada putaran tinggi sampai maksimum, maka posisi N2 akan lebih kecil dari N1 dan membuat rasio transmisi menjadi berat (high).
Hubungan RPM mesin dengan kecepatan motor. Pengaruh CVT. Jika digambarkan dengan kurva.
Secara umum atau secara feeling sih, fase CVT bisa dibagi tiga. Fase pertama adalah fase putaran bawah, dimana kecepatan motor bertambah seiringan dengan bertambahnya rpm mesin. Fase kedua, adalah fase putaran menengah, fase ini ditandakan dengan pertambahan kecepatan motor lebih besar dari pertambahan kecepatan mesin. Umumnya fase kedua ini berada pada kecepatan 50 sampai 70 km/h, ditandakan dengan perubahan rpm mesin yang tidak besar namun menyebabkan perubahan kecepatan motor yang signiftikan. Fase ketiga, adalah fase putaran atas, fase ini ditandakan dengan penambahan rpm mesin yang cukup signiftikan, namun tidak dibarengi dengan penambahan kecepatan yang signiftikan. Alias mesin sudah mulai “teriak” gitu istilahnya. Hehe, penggambarannya ada di kurva diatas mas brooh..
Drive Face dari Honda PCX 150
Ini adalah EV atau exploded view dari drive face milik Honda PCX 150. Isinya mirip-mirip kok sama Vario 125 dan matic-matic lain secara umum.
- Piece Slide, atau kita sering dengan slider puli
- Face drive, umumnya disebut apa ya.. Ane bingung.
- Boss drive, atau boss puli.
- Moveable drive, atau kira sering sebut rumah roller.
- Roller weight set.
- Plate ramp, atau disebut piringan rumah roller.
Yang umum diganti untuk memperbaiki performa CVT vario 125 adalah roller, rumah roller, dan piece slide. Ada juga yang menggantinya langsung rumah roller dan face drivenya. Bisa substitusi dengan milik PCX 125 atau PCX 150 tanpa rubahan apapun.
Penggantian piece slide dengan milik PCX dengan kode part 22011-KWN-900 dapat menyembuhkan penyakit CVT vario yang berbunyi “klotok-klotok” saat mesin stasioner. Karena bunyi tersebut timbul karena piece slide yang sudah tidak rapat memegang rumah roller dan plate ramp, sehingga dari clearance yang besar tersebut, timbulah bunyi klotok-klotok yang sebenarnya tidak mengganggu performa, hanya saja mengganggu telinga 😀
22011-KWN-900, Piece Slide milik PCX, produksi Thailand. Kalo Vario 125 berkode 22132-KWN-900, produksi Indonesia. Bahan yang digunakan pada slider Vario 125 lebih lunak dibanding slider PCX
Honda Thailand gak ribet yak, paket penjualannya langsung satu plastik isi 3. Kalo AHM agak ribet, penjualannya satu plastik isi 1 slider. Jadi kita mesti beli tiga dengan masing-masing harga satuannya 8000 rupiah.
Piece slide milik PCX sudah tidak bisa lagi didapatkan melalui dealer resmi HGP. Ane pernah pengen beli langsung di Honda Dewi Sartika, ketika ane bilang “pesan piece slide PCX”, oke mas-mas operatornya bilang barangnya tidak in-stock, biasalah barang PCX jarang sekali yang ready-stock. Tapi begitu liat faktur penjualannya, ternyata dikasih 22132-KWN-900, lha ini mah sama aja slider Vario 125. Ane komplen ke operatornya, dan bilang kalo slider yang ane minta sudah tidak diproduksi lagi. Lah ini barang impor kok, produksi disini. Langsung aja pemesanan barangnya ane batalin. Solusinya ya harus beli dari penjual-penjual yang bertebaran di FJB seharga 50 ribuan. Insya Allah ane juga akan stock ini barang 😀
Piece set slide sudah terpasang manis 🙂
Ada juga tips pemasangan roller yang sisinya tidak sama, seperti roller ori vario 125, bisa mampir ke blog Alfido.com untuk penjelasannya 🙂
Oh ya, untuk berat roller. Ane menyarankan roller 16 gr. Karena penggunaan roller 18 gr (ori vario) menurut ane terlalu berat untuk mesin berkapasitas 125 cc dengan power yang tidak begitu besar. Terlebih lagi ini gigi transmisi vario 125 cukup berat.
Driven Face dari Honda PCX 150
Untuk memperbaiki transfer energi dari putaran mesin ke putaran roda. Maka bagian driven face pun kita oprek pula. Oprekannya gak banyak kok, cuma mengganti dua jenis spring / per. Yaitu spring driven face atau bahasa sehari-hari kita per cvt, dan clutch spring atau biasa kita sebut per sentri. 😀
Untuk part penggantinya, per cvt kita menggunakan per cvt PCX yang berkode 23233-KWN-900 atau 23233-KWN-901. Beda per pertama dan per kedua adalah perbedaan spesifikasi torsi yang bekerja, jika per pertama bewarna biru maka per kedua bewarna putih dengan lebih panjang sedikit jika dibandingkan dengan per pertama. Untuk per cvt New PCX, ane gak menyarankannya untuk digunakan pada vario 125, sampai ente mengganti keseluruhan driven face dengan milik New PCX yang bisa ditembus dengan harga 1.xxx juta 😀 Tertarik? Untuk per cvt PCX, bisa ditembus dengan harga 80-100 rb rupiah tergantung toko gan. Kalo mau pesen di AHM, siapkan uang 60rb dan STNK PCX. Tapi waktu nunggunya itu bisa sampai 2 bulan.
Per sentri Honda Zoomer X. Packing yang sederhana ya.
Sedangkan untuk per sentri, boleh tidak diganti, boleh diganti dengan per cvt milik Honda Zoomer X. Per zoomer x memiliki spesifikasi yang berbeda dengan vario 125, karena mesin zoomer x hanya 108 cc, tapi bannya super gambot bro. Per CVT zoomer x bisa ditembus dengan harga 50 rb rupiah sampai 150 rb rupiah tergantung dimana agan beli. Karena perbedaan spesifikasi torsi, maka akan memengaruhi bukaan kanvas ganda. Dimana perbedaan karakter pembukaan kanvas ganda, diharapkan mampu meminimalisir gejala gredeg-gredeg yang terjadi pada vario 125 pada akselerasi awal. Yang ane rasakan sih ada perbaikan, namun tidak hilang sepenuhnya 🙂
Tuning terakhir kita aplikasikan pada berat roller. Berat roller original vario 125 adalah 18 gram, oh lumayan berat ya buat mesin 125 cc. Tapi kalo saat ini belum mau diganti juga gapapa, toh per cvt PCX memiliki spesifikasi yang lebih keras jika dibandingkan dengan per cvt vario 125.
Berat roller akan memengaruhi karakter CVT secara keseluruhan, beda 1 gram akan memengaruhi kerja sistem secara keseluruhan. Setelah optimalisasi part diatas, ane menyarankan menggunakan roller dengan berat 16 gram. Mengikuti spesifikasi roller New PCX, yang memiliki berat 15,7 gram. Tapi ye, harga roller New PCX ini 2x lipet harga rumah rollernya, yaudah pakai roller aftermarket saja dengan berat yang mendekati.
Jika penasaran pengen pakai roller dengan berat 15,7 gram, bisa dengan mengikis sedikit bagian dalam roller 16 gram sampai mendapatkan berat 15,7 gram pada masing-masing roller. Ribet yak? 😀 Haha.
Untuk merek roller, ane merekomendasikan T*R. Karena roller merek ini lebih awet dari ori vario 125 (lokal) dan merek K*C. Untuk merek Kaw***ra, ane gak bisa kasih testimonial karena secara pribadi belom pernah nyobain. Hehe.
Sekian dari ane, semoga bermanfaat dan semoga kepingin.. 😀