ECU PCX 2018 koit gara-gara ganti throttle body??

pcx150engine-a.png

Menanggapi personal message baru-baru ini, kalau menggunakan throttle body CB150R/CBR150R tipe lama (yang belum menggunakan lampu utama LED) di PCX 2018 alias PCX lokal menyebabkan ECU-nya mati.

Hal ini disebabkan oleh layout dari pin keluar sensor set throttle body CB150R/CBR150R lama tidak sesuai dengan layout pin keluar sensor set throttle body keluaran terbaru, yakni sejak munculnya PCX LED dan motor setelahnya yang menggunakan sensor set throttle body yang berbeda meskipun sama-sama mengadopsi soket kaki 5 yang sama dengan throttle body seri lama.

Perhatikan perbedaan kedua sensor set throttle body yang digunakan oleh masing-masing motor di bawah ini:

sensor tps 3.jpg

Terlihat berbeda bukan antara versi lama, dengan versi yang lebih baru. Versi lama adalah nomor pertama dan kedua dari kiri gambar di atas, sedangkan yang versi lebih baru menggunakan nomor ketiga dan keempat dari kiri. Apa perbedaannya? Nomor 1 dan nomor 3 umum kita temukan pada motor dengan mesin berdiri seperti New CB dan keluarga mesinnya, sedangkan nomor 2 dan 4 kita temui pada mesin tiduran seperti skuter matic.

Jika dilihat pin keluar sensor untuk versi lama, adalah sebagai berikut (perhatikan nomor pada gambar):

sensor tps.jpg

  1. Manifold Pressure Sensor, atau MAP sensor.
  2. Throttle Position Sensor, atau TPS.
  3. SG / Sensor Ground.
  4. VCC / 5+ volt.
  5. Intake Temprature Sensor, atau IAT sensor.

Sedangkan pada sensor versi yang lebih baru, menggunakan layout yang berbeda, yaitu (perhatikan nomor pada gambar):

sensor tps 2.jpg

  1. Manifold Pressure Sensor, atau MAP sensor.
  2. VCC / 5+ volt.
  3. Throttle Position Sensor, atau TPS.
  4. SG / Sensor Ground.
  5. Intake Temprature Sensor, atau IAT sensor.

Perbedaan memang hanya pada 3-pin yang berada di tengah-tengah soket sensor tersebut, namun pemaksaan pemasangan pada engine management yang menganut keluaran sensor yang berbeda akan menimbulkan eror pada sensor dan menyalanya check engine light atau CEL. Pada jangka pemakaian yang panjang, dapat menyebabkan tewasnya ECU pada motor teserbut.

Sebetulnya, untuk user PCX 2014 (LED) dan PCX lokal tetap bisa menggunakan throttle body tipe lawas dengan menyesuaikan keluaran pin pada socket sensor throttle body sebelum melakukan pemasangan. Dengan menukarkan posisi 3-pin di tengah menyesuaikan pin keluar throttle body CB150R/CBR150R lawas.

Jika tidak ingin melakukan perubahan pada soket sensor throttle body maka untuk meng-upgrade throttle body dapat menggunakan throttle body kepunyaan Sonic 150R dan saudara-saudaranya (New CB150R, CBR150R LED, Supra GTR). Karena throttle body pada motor tersebut menggunakan layout pin keluar yang sama. Hanya perlu menukar sensor set pada throttle body tersebut dengan sensor set yang menempel pada throttle body PCX 2014/2018, jika dirasa perlu saja.

Perlu diingat bahwa warna kabel pada tiap-tiap versi motor dapat berbeda, agar melakukan double check dengan wiring diagram masing-masing motor yang digunakan. Namun, biasanya pin keluar pada sensor akan sama saja.

Semoga tulisan ini dapat membantu rekan-rekan sekalian, agar tidak terjadi lagi ECU koit gara-gara penggantian throttle body dan minimnya pengetahuan user sekalian..

Review SpeedSparks Unlimited Piggyback on Vario 125

Udah sebulan lebih pakai produk Made in Bekasi.. Mungkin untuk bikers sekalian nama SpeedSparks cukup asing, tapi untuk pemain mobil nama SpeedSparks sudah popular.. Baru-baru kali ini aja bermain untuk motor berkapasitas kecil.. Under 200 cc.

Produk SpeedSparks ada apa aja sih? Yg untuk motor ane taunya ada:

  • SpeedSparks Ignition Coil – Koil TCI berperforma tinggi untuk motor injeksi, tapi juga bisa dipakai untuk motor CDI/karbu. Kalo motornya std ting-ting, berasa sekali penambahan power dengan koil SpeedSparks ini, dijamin.. Sudah teruji di kampus ane.. Usernya ada 4 sekampus.. hahaha
  • SpeedSparks Fuel Controller – Piggyback sederhana yang dapat merubah durasi injektor. Mirip seperti ganti spuyer gitu deh pada motor karbu. Tapi ini khusus injeksi. Ada 3 tingkat penyetelan, untuk 0-3000 rpm, 3000-7000 rpm, 7000-20000 rpm. Bukan cuma bisa ngebasahin mixture bbm lho, tapi juga bisa ngeringin mixture. Sistemnya juga on-the-fly, alias bisa diatur selagi motor nyala, bahkan di tengah perjalanan!
  • SpeedSparks Blaster Ignition Module – Bukan piggyback, tapi ingition module gitu deh. Fungsinya meng-alter ignition behavior. Salah satunya adalah kemampuan multi-spark, opo iku cak multi-spark? Jadi dalam 1 siklus mesin 4 tak, bisa ada beberapa lompatan api yang dihasilkan busi.. Efeknya? Pembakaran bisa lebih sempurna lho, power mesin bertambah. Selain itu koil ente dijamin enggak akan meledak, karena dwell time coil begitu singkat dan multispark dapat dicapai..
  • SpeedSparks Unlimited Piggyback – piggyback universal yang bisa diaplikasikan untuk seluruh motor single cylinder (versi multi-cylinder sedang dikembangkan kok!). Fiturnya ada mapping injektor (bisa dibasahin, bisa dikeringin), ignition mapping (untuk mengatur timing pengapian, bisa advance ataupun retard), coil dwell time (jantung dari spark power busi), dan open limiter up to 20.000 rpm.

Tapi untuk saat ini review Unlimited Piggyback-nya aja ya..

Pemasangan sebenarnya cukup mudah, hanya butuh skill solder kabel yang baik aja, dan cable-management yang baik. Soalnya kita motong kabel body motor dan men-jumpernya ke kabel piggyback. Tenang, dengan memasang kabel piggyback bukan berarti nggak bisa balik ke asal, disediakan dummy socket juga kok.

12108729_10204595163150320_7935035941141358968_n

Piggybacknya ditaruh diatas accu.

Software yang disediakan-pun interface-nya sederhana dan mudah dimengerti. Dalam paket penjualannya juga terdapat manual untuk setting piggybacknya. Baik untuk injector mapping atau igniton mapping ada manualnya. Tapi jujur ya, untuk pemakaian awal softwarenya rada ribet, karena harus memasang komponen yang ngga ada di sistem operasi yang gw gunakan (Windows 10 x64). Tapi kalo udah terpasang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.

Untuk mapping injektor seperti ini nih:

1714647_20151211063716

Kalau 100 itu artinya 100% berarti tidak ada altering-process durasi injektor, sinyal asli dari ECU diteruskan ke injektor. Kalau 101 berarti ada penambahan 1% dari durasi asli ECU, sedangkan kalo disetel 99 berarti ada pengurangan 1% dari durasi asli ECU. Begitu.

Kalau mapping ignition seperti ini:

1714647_20151211063630

Sama seperti mapping injektor, hanya saja faktor awalnya adalah 10. Jadi kalo ditulis 12, maka timing pengapian dimajukan 2 derajat dari aslinya (advance) kalau ditulis kurang dari 10, misalnya 8, maka timing pengapian dimundurkan 2 derajat dari aslinya (retard).

Untuk tiap-tiap motor settingannya bisa, sangat bisa, berbeda. Karena settingan kita enggak bisa dipukul rata sama semua, ada optimasi khusus yang diperlukan pada settingan piggyback agar power yang dikeluarkan motor bisa maksimal..

Ane bilang universal, why? Karena piggyback ini bisa dipakai untuk semua merek motor dan tipe motor apapun selama dia silindernya cuma satu.. Mau Mio J, Vixion, R15, Beat FI, Vario 125, Vario 150, CBR150R, CBR250R, Ninja RR Mono, Z250SL, KLX250, apapun deh yang single cyl.. Cuma butuh penyesuaian aja di bagian kalibrasinya. Ngatur berapa jumlah pickup magnet, topnya dimana, dan lain-lain.

Hasilnya memuaskan untuk harga yang dibayarkan.. Cukup mahal memang. Dengan mahar dua juta rupiah di luar ongkos pengiriman dan ongkos pasang, SpeedSparks Unlimited Piggyback dapat ente-ente miliki dan lepas semua potensial yang dapat digali dari mesin motor ente.. hihi

Memang mahal kalo dibandingkan produk B*T yang jelas-jelas standalone dan under 2 juta. Tapi untuk CBR250 atau Ninja RR Mono ya better pilih SpeedSparks dibanding piggyback dari luar negeri.. hihi.

Ohya, piggyback ini juga dipakai balap oleh team #111SpeedProject yang dimotori Adi Nugroho.. Dipake di Vario 125 spek balap doi.

Untuk spek motor ane yang sederhana sekarang ini sih sangat memuaskan.. Irit kalo dipake irit, bertenaga dan boros kalo dipake kebuut..

 

 

 

Upgrade TB (Throttle Body) Vario 125.

Sudah lama ngga nulis apa-apa ya. Kali ini mau sharing tentang penggantian throttle body Vario 125 yang berukuran 24 mm ke throttle body milik Vario 150 yang berukuran 26 mm. Kenapa pakai throttle body Vario 150? Soalnya lebih murah dibanding throttle body Verza yang pernah ane share sebelumnya, lebih Plug-and-Play, dan ada FISV-nya (Fast Idle Solenoid Valve).

Apa aja sih yang diganti? Cuma throttle body dan intake pipe saja bro! Ngga ada yang lain, ngga perlu penyesuaian kabel gas, dan lain-lainnya. Joint injector aja ngga perlu diganti. Penggantian injektor ane nilai optional aja, boleh diganti boleh tidak. Ane jelasin nih semuanya disini dengan cukup terperinci (terperinci menurut ane yah, kalo ada yang kurang jelas tanya aja di comment)

throttle body - 1

Cylinder Head Assembly. Kita cuma ambil intake pipe / intake manifold saja.

Gambar di atas merupakan katalog part dari kepala silinder vario 150. Yang kita ambil/pakai hanya intake pipe-nya saja, yang nomor 4. Kode part dari intake pipenya 17111-K59-A10 (tiga digit terakhir dapat bervariasi), harganya berapa ya ane lupa, silakan cek HEPS Online. 😀

Kita juga perlu part nomor 20: 1711A-K59-A10 (Insulator Assy., Inlet Pipe). Namun jika tidak tersedia seperti waktu ane coba indent part tersebut (part number belom tersedia), maka bisa pesan part nomor 5: 17119-KZY-700 (Insulator, In. Pipe) dan o-ring nya 2 buah: 91301-KRJ-901. Kalo kelupaan o-ring nya cuma pesen satu (kayak ane nih, haha), tenang bro jangan khawatir, o-ring dari insulator yang lama (dari vario 125) bisa dipake kok! 😀

throttle body - 2

Throttle Body assembly.

Kemudian dari throttle body, cukup beli 16410-K59-A11 (Body Set) dan 16075-K59-A11 (O-Ring, Throttle Body). Kenapa kok hanya body set aja? Kenapa gak throttle body assembly? Karena throttle body assembly harganya mahal bro (400 rebuan) dan banyak part yang bisa kita kanibal dari throttle body vario 125 milik kita. Body set vario 150 ngga sampe 150 rebu kok. Coba bandingin 150 rebu vs 400 rebu ? Pasti pilih opsi yang lebih murah dong? Ye gak?

Body set vario 150 terdiri dari: throttle body, throttle position sensor (TPS), dan cable clamp (cantolan kabel gas). Lalu apa yang kurang? FISV-nya (part No. 9) ngga termasuk bro. Copot deh FISV yang ada di throttle body vario 125 kita-kita, lalu pasang di throttle body vario 150 yang baru kita beli. FISV dibuka pake kunci bintang (hex) nomor brp ane lupa, beli kunci bintang yang satu set aja..


IMG-20151020-WA0011

Throttle Body siap pasang bro

Sekarang bongkar dulu motornya, buat ngakses throttle body tinggal bongkar jok dan kap mesin saja, beres.. Buka joint injector, buka intake pipe, buka selang intake dari box filter..

Jpeg

Siap dipasang, rakit dulu ya!

Lalu pasang throttle body set vario 150 yang sudah dirakit sebelomnya, pasang kembali injektor dan selang intake.. Pasang semua kabel-kabelnya. Siap-siap test nyalain motor.. Brum-bruum..

Langsung setel baut langsamnya gan! jangan dientar-entar, setel aja senormalnya, gak terlalu tinggi gak terlalu rendah.. Tunggu mesin rada anget (suhu kerja mesin) baru deh setel idlenya sesuai yang dianjurkan (1500-1600 rpm).

Jpeg

Udah dipasang nih bro.

Sekian tutor singkat upgrade throttle body vario 125.. Perhatian! Upgrade ini tidak disarankan untuk motor standard ting-ting, alias tidak ada perubahan apapun. Upgrade ini lebih disarankan untuk pengguna vario 125 yang sudah upgrade mesin, misal bore up 150 cc. Jika modifikasi ini dilakukan pada mesin standard, ada kemungkinan pembakaran jadi terlalu kering sehingga terjadi energy-loss alias ngempos. Juga disarankan untuk mengganti selang intake yang terhubung dengan box filter dengan milik Vario 125 atau PCX 150 old (New PCX tidak PnP) karena diameter selang lebih besar sehingga mengurangi restriction pada saluran masuk.

Modifikasi: New Honda PCX – Saat PCX Kena Virus Cacing, Tidak Lagi Gambot…

Ada ada saja.. Mending velg ori nya lempar ke ane tuh, mau kok nampung 😀

KobaYogas.COM

PCX Cacing

Kobayogas.com – Modifikasi aliran Thailand memang memaksa sang pemilik untuk mengikuti aliran kaki kaki langsing, alias ban cacing, jika merujuk pada sebutan di dalam negeri bagi aliran modifikasi tersebut…

View original post 142 more words

Kekerasan Di Jalan Raya – Ternyata, Masih Ada Saja Yang Begini…

Wah begini ini nih yang bikin reputasi polisi pengawal jadi jelek.

KobaYogas.COM

ilustrasi

Kobayogas.com – Hola lads, mendapat link di inbox facebook dari om Albert Wijaya yang mengabarkan satu berita miris seputar (lagi-lagi) kekerasan di jalan raya.. Kali ini (kembali) melibatkan arogansi konvoi motor besar.. Kapan hal-hal seperti ini akan berakhir ya?

View original post 226 more words

Fenomena Maraknya Oli Diesel dipakai di Motor Kopling Basah

Sebagai user HDEO dan PCMO pada motor harian, ketawa juga sih sebenernya liat komentar yang bisa dibilang “sok-tahu”. Mungkin bisa karena user tersebut tidak/belum pernah mencoba oli-oli mesin bensin ataupun mesin diesel pada mesin motor kesayangannya lalu asal berkomentar saja.

Mas Bro Biker

oli_mobilBaru-baru terjadi fenomena maraknya pemakaian oli diesel untuk motor kopling basah. Menurut saya hal ini sebetulnya sangat berbahaya karena terdapat beberapa jenis oli mesin dan telah disesuaikan untuk jenis mesinnya oleh pembuat oli tersebut. Dan motor khususnya yang menggunakan kopling basah oleh pabrikan telah diberikan rekomendasi spesifikasi oli baik API maupun JASO yang cocok untuk karakteristik mesinnya. Sehingga menggunakan sembarang oli  yang spesifikasinya tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan adalah sangat berbahaya. Karena bagaimanapun juga yang tahu tentang spesifikasi oli mesin yang cocok untuk sebuah mesin motor adalah pabrikan yang membuatnya. Dan jika sampai terjadi kerusakan maka akan ditanggung sendiri oleh pemilik kendaraan bermotor karena garansi mesin jelas hangus ketika menggunakan oli diluar yang direkomendasikan pabrikan.

Saya sendiri dahulunya tertarik dengan penggunaan oli diesel pada motor kopling basah. Beberapa hal yang membuat saya tertarik adalah dari komunitas pengguna oli diesel untuk motor kopling basah yang menamakan dirinya komunitas oli sesat percaya…

View original post 573 more words

Bayangan Project – Convert Honda CS1 menjadi Injeksi.

Sebenernya pemikiran iseng saja sih. Karena ada ancang-ancang dari orang tua mau menghibahkan ane seekor Honda CS1. Nah kepinginnya begitu ini motor ada di tangan, pengen langsung oprek ini itu. Oprekan pertama adalah convert sistem pengabutan dari karburator ke PGM-FI. Ya! Menjadikan ini motor karbu jadi injeksi bro! 😀

Bukan pertama kali sih mengubah motor karbu jadi injeksi, sebelumnya pernah rubah Honda Beat karbu keluaran 2010 menjadi injeksi di pertengahan 2014 ini. Hasilnya bisa dibilang sukses bro 😀 Jadilah Beat tampang karbu, tapi mesinnya injeksi (lha, bingung orang kali ya pas ngisi bensin kok ada fuel pumpnya :D)

Mesin Beat karbu yang di rubah ke injeksi.

Mesin Beat karbu yang di rubah ke injeksi.

Okelah, kembali ke CS1 lagi.. Jadi bayangan atau garis besar perubahaannya adalah seperti ini bro

  • Sistem PGM-FI menggunakan milik Honda CB150R. Karena kerabat terdekat mesin CS1 adalah CB150R atau CBR150R.
  • Throttle body CB150R itu 30 mm, terlalu besar untuk spek 125 cc walaupun mesin berkarakter high-revs. Solusi pertama yang ane pikirkan adalah pakai TB milik PCX 150 yang berukuran 26 mm. Tapi pada leher angsa CB150R itu tidak ada injektornya, alias injektor menyatu dengan throttle body, dan leher angsa PCX 150 itu buat mesin tidur, sedangkan CS1 mesin tegak 45º. Aih bingung ane. Solusi lain menggunakan TB Verza beserta leher angsanya, tapi TB Verza itu minus sensor MAP (manifold absolute pressure) dan IAT (Intake Air Temprature). Hahaha, bingung ane bro untuk ini.. Mungkin solusi lainnya dengan mengecilkan throttle body dari 30 mm menjadi 28 mm atau 26 mm, pernah baca di artikel motorplus, tapi lupa ane. hahaha. Supra X injeksi balap.
  • Listrik fullwave 3-phase langsung nyomot punya CB150R. Kira-kira sih masuk ke crankcase cover, soalnya mirip-mirip bentuknya. Gasket yang dipergunakanpun kodenya sama (KGH) antara CS1 dan CB150, harusnya crankcase cover gak ada perubahan ekstrim.
  • Las tangki bensin untuk masukin dudukan pompa bensin.
  • Kubikasi mesin upgrade. Pakai piston 60mm dari standarnya 58mm. Kubikasi mesin jadi 133 cc.
WP_20140602_004

Tangki las-lasan. Yang ini gagal, bocor terus lewat atas, yang versi dua sudah disempurnakan. Belom di upload 😀

Coba dulu deh proyeknya. Siapa tau jadi CS1 injeksi pertama nih, sebelom penerusnya yang katanya akan keluar dalam waktu dekat.. amin..

Salam Joss 😀

Bobok Knalpot Ramah Lingkungan

Dari judulnya udah aneh ya, gimana tuh caranya bobok knalpot tapi tetep ramah lingkungan? Haha gak sulit bro, caranya dengan tetap mempertahankan Catalytic Converter atau yang Bahasa Indonesia-nya konverter katalik, kalo orang bengkel bobok umumnya menyebut dengan sebutan katalis saja.

Catalytic Converter, milik Vario 125

Catalytic Converter umum ditemukan pada motor-motor injeksi sekarang ini, namun tidak jarang juga ditemui pada motor karbu seperti Jupiter MX, Byson, dll. Fungsi catalytic converter secara singkat adalah mempercepat (katalis) reaksi sisa-sisa pembuangan gas pembakaran menjadi gas-gas yang lebih ramah lingkungan. Seperti mengoksidasi NOx menjadi N dan O secara terpisab, dan memecah gas CO menjadi CO2 dengan gas hasil oksidasi reaksi sebelumnya. Nah, itu adalah fungsi catalytic converter secara singkat. Untuk lebih jelasnya, bisa tanya mbah wiki dengan keyword “catalytic converter”.

Umumnya, membobok knalpot juga akan membuang perangkat ini. Lho, malah bikin gas buang motor kita bahaya dong? Ya jelas lah, haha. Nah, maka dari itu pada saat kita bobok knalpot, mintalah pada montir untuk tidak membuang CatCon-nya. Ya! Bobok tetap dengan memasang CatCon. Skemanya seperti gambar di bawah.

Mempertahankan CatCon.

Skema pembobokan knalpot dengan mempertahankan catalytic converter

Jadi, dari pipa knalpot, dipasang CatCon dulu seperti knalpot orisinil, barulah langsung ke pipa peredam didalam knalpot. Tenang bro, penggunaan CatCon gak akan menjadi performance penalty kok. Karena sekat-sekat muffler sudah dibuang dan digantikan dengan pipa lurus saja. Bahkan membuat suara knalpot menjadi lebih membulat dan ngebass seperti knalpot ane. Gak percaya? Buktikan sendiri bro!

Trik-trik penyetelan suara terdapat pada panjang pendeknya muffer core dan jumlah lubang pada pipa polos. Panjang muffler core disesuaikan dengan kubikasi mesin, sedangkan jumlah lubang pada pipa polos memengaruhi suara knalpot. Semakin banyak, semakin halus. Namun jumlah lubang pada pipa polos tidak boleh lebih dari dua-belas lubang! Lho kok? Sumur keterangan ini didapat dari sini: ManiakMotor

Untuk knalpot aftermarket, sedikit sekali knalpot aftermarket yang tetap menggunakan CatCon pada desain knalpotnya. Tujuannya sih bikin gas buang keluar selancar-lancarnya, tanpa peduli lingkungan. Emang ada knalpot aftermarket yang tetap pakai CatCon? Ada, Bro! Coba aja browsing websitenya Akrapovic, Arrow, atau Yoshimura. Mereka menyediakan knalpot freeflow yang tetap menggunakan CatCon. Tapi bukan berarti knalpot aftermarket yang kita udah beli gak bisa dikasih CatCon lho!

Knalpot R9 siap cangkok CatCon!

Refrensi pemberian CatCon pada knalpot aftermarket tanpa CatCon ada disini: News MotorPlus. Monggo di-crosscheck web tersebut. 😀 Singkatnya, pipa peredam knalpot aftermarket itu dipotong, dan ditambah (di-las) CatCon pada muffler start. Sama seperti bobok knalpot ber-CatCon yang ane bahas diatas. Cucok! 😀

Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan CatCon. Ada namanya catalytic converter poisoning, artinya CatCon-nya bukan diracuni kok, tapi seperti diracuni. Piye toh? Nah, CatCon poisoner ini bekerja dengan cara menutup lapisan-lapisan CatCon sehingga gas buang tidak dapat lagi bersentuhan dengan CatCon. Apa aja tuh CatCon poison? Diantaranya TEL (tetraethyl lead) atau biasa disebut Timbal, MMT (Methylcyclopentadienyl manganese tricarbonyl) biasa ditemukan pada octane booster (salah satu merek yang ane tahu adalah Pr**tone). Cara menghindari poisoner ini adalah dengan menggunakan bahan bakar bebas timbal, dan/atau tidak menggunakan octane booster yang mengandung MMT. Lha, kan BBM premium kita katanya bebas timbal? Engga bro! Bebas timbal saat baru keluar dari kilang minyak, itupun kalau kilang minyaknya bersih, lalu truk pengangkut BBM juga rawan mengontaminasi BBM dengan timbal. Dan tangki penampungam BBM premium berlabelkan bebas timbal juga menjadi kontaminan timbal pada BBM, karena endapan timbal pada dasar tangki penampungan tersebut. Gak percaya bro? Coba aja bawa BBM premium tersebut ke Lab, pasti hasilnya positif mengandung TEL. Terus gimana dong? Gunakanlah BBM non-subsidi yang sudah dijamin bebas timbal, isilah BBM ditempat yang terpercaya. Karena gak jarang loh SPBU Pertamina mengoplos antara Premium dan Pertamax. Tau darimana lu? SPBU boleh bohong, tapi motor kesayangan kita GAK AKAN BOHONG! Tenaga mesin turun dan jadi agak ngorok mesinnya (maklum Vario ane disetel high-comp).


TO CAT OR NOT TO CAT?

TO CAT OR NOT TO CAT
Whatever you do, do not remove or gut out the catalytic converter on your street machine. The monolithic, straight-through design of modern three-way catalytic converters is usually quite free flowing on most modern imports, producing at the most, only a pound or two of extra backpressure. A gutted cat can actually hurt power as the empty box can cause flow stagnation, which effectively shortens the length of the moving gas column in the exhaust pipe. The empty box can also reduce important flow velocity. This can be felt as loss in bottom-end power.

Because of these factors, it is not unusual for cars to actually gain power with the addition of a cat. If every last bit of power must be extracted, as in real, off-the-street sanctioned racing, then the cat can be removed and replaced with a length of pipe the same diameter of the rest of the exhaust system, not simply gutted to a power robbing shell.

(Mike Kemper – Build Your Own Exhaust)

Bingung bro? Tenang ane terjemahin semampu ane.

PASANG CATCON ATAU LEPAS CATCON?

Apapun yang kamu lakukan, jangan melepas atau membuang konverter katalitik dari kendaraan sehari-harimu. Ukurannya yang besar, dan desainnya yang lurus didalam konverter katalitik tiga arah modern umumnya cukup freeflow dalam kendaraan modern saat ini, dan hanya menambah sekitar satu atau dua backpressure satuan tekanan. Membuang konverter katalis (bobok katalitik konverter) dapat menurunkan tenaga mesin dengan membuat stagnasi fluida. Singkatnya, seperti melewati udara bertekanan tinggi pada boks kosong.  Boks kosong tersbut dapat memperlambat kecepatan udara yang bergerak pada pipa knalpot. Gejala umumnya adalah tenaga mesin yang kedodoran diputaran bawah. Karena faktor tersebut, ini bukanlah hal yang tidak umum jika power mesin dapat bertambah dengan keberadaan konverter katalis. Saat seluruh tenaga harus bisa dimuntahkan oleh mesin secara maksimal, balapan umumnya melepas konverter katalik dan menggantinya dengan pipa yang seukuran dengan sistem pembuangan gas knalpotnya dan tidak membuang konverter katalitik.

(Mike Kemper – Build Your Own Exhaust)

Bedasarkan bacaan tersebut, maka tidak disarankan bro-bro sekalian untuk membobok CatCon motor anda, jika mau tetep di bobok, maka gantilah CatCon dengan pipa yang seukuran dengan exhaust system motor Anda, bukan dengan membobok boks dimana CatCon tersebut berada.

Aside

Let me introduce myself..

Nama gue Muhammad Fathlillah, lahir 11 April 1995. Anak ke-4 dari 5 bersaudara. Gue sekarang kuliah di Institut Pertanian Bogor mayor Teknik Mesin dan Biosistem, walaupun masih tingkat pertama sih.

Mungkin lo bakal baca blog ini sedikit memalukan dan norak ataupun gak pantes buat ditulis, tapi itulah sebuah blog. Lo bebas nulis apapun yang lo mau. Dan di sini gue pengen share beberapa momen hidup gue yang aneh.

 

 

Enjoy guys!